PUBLIKMETRO.COM, MEDAN – DPRD Medan menilai program
penanggulangan banjir belum tepat sasaran. Ditambah lagi, proyek kanal yang
dibangun di kawasan Titi Kuning dengan nilai Rp 240 miliar, seolah tak
berfungsi dan menjadi sia-sia.
Kenyataannya,
banjir tetap melanda kota metropolitan ini. Banjir melanda di sejumlah ruas
jalan, usai diguyur hujan, Kamis (20/6/2019). Diantaranya Jalan Jamin Ginting,
Jalan Garu I, STM Ujung, Sunggal dan banyak lagi.
Anggota
Komisi IV DPRD Medan Paul MA Simanjuntak dan Hendra DS menyoroti permasalahan
banjir. Menurut mereka hal ini tak terlepas dari pengawasan Pemko Medan,
sehingga apa yang sudah dikerjakan, tak dilakukan evaluasi. Akibatnya,
permasalahan banjir pun tak teratasi. “Kita melihat program penanggulangan
banjir di kota Medan masih belum tepat, terbukti masih banyak drainase yang
tidak bekerja secara maksimal, dalam menyerap dan menampung air,” kata Paul
mengomentari persoalan banjir.
Menurutnya,
harus ada pekerjaan drainase yang benar-benar mampu menanggulangi persoalan
banjir ini. “Karena normalisasi hanya untuk membantu kelancaran air saja, belum
tentu sebagai solusi agar tidak lagi banjir. Dengan anggaran yang ada jika
dikerjakan secara benar dan tepat sasaran saya pikir sudah cukup,”ungkapnya.
Sementara
Hendra DS menyayangkan proyek kanal bernilai ratusan miliar ternyata kurang
berfungsi. “Kenyataannya, air tergenang tidak mengalir di kanal. Artinya proyek
kanal ini jadi sia-sia,” kata politisi Hanura ini.
Untuk
diketahui, proyek kanal merupakan proyek besar yang dananya pinjaman dari Japan
Bank for International Corporation (JBIC) senilai Rp 240 miliar. Dibangunnya
kanal bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda Kota Medan.(br)
0 comments:
Posting Komentar