PUBLIKMETRO.COM, MEDAN – Wakil Ketua DPRD Kota Medan H Iswanda Nanda Ramli mengatakan,
Allah SWT telah memerintahkan agar dalam hidup ini kita meraih keutamaan akhlak
(akhlakul karimah). Caranya bisa dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang
baik, sebaik yang dapat kita lakukan, dengan kemampuan kita.
Demikian Wakil Ketua DPRD Kota Medan ketika dimintai komentarnya
seputar Bulan Suci Ramadhan, Jumat (24/5/2019) di Medan. Disebutkan, Alquran
sendiri telah mengingatkan kepada kita bagaimana meruginya orang-orang yang
melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan terlarang yang bertentangan dengan
perintah agama.
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran,” katanya mengutip firman Allah dalam
surat Al-Ashr 1-3.
Lebih lanjut katakannya, Allah SWT mengingatkan tentang manusia
yang merugi itu, karena Islam berpandangan bahwa kehidupan manusia di dunia ini
hanyalah perantara menuju kehidupan yang abadi. Dalam pengertian bahwa hidup
kita tidak hanya terbatas pada kematian. Karena apa yang kita peroleh dalam
kehidupan abadi di akhirat kelak, merupakan hasil dari kualitas moral kita yang
baik dan amal saleh yang kita kerjakan di dunia selama kita hidup.
Khusus dalam bulan Ramadhan ini, yang merupakan bulan untuk
menabung amal, kita dituntut lagi untuk meningkatkan amal saleh dan kebajikan.
Begitu tingginya nilai bulan suci ini sehingga Nabi SAW sendiri menyatakan.
“Jika seseorang mengetahui bagaimana besarnya pahala puasa, ia akan
menginginkan setiap bulan adalah Ramadhan,” ujarnya.
Ini disebabkan, karena demikian besar pahala-pahala kebajikan
maupun ibadat yang kita lakukan di bulan Ramadhan. Disebutkan bahwa dalam bulan
suci ini, pahala-pahala nafilah (seperti salat sunnah dsb), sama dengan pahala
fardlu di bulan-bulan lain. Ini merupakan bukti begitu tingginya penilaian
Allah terhadap amalam kita di bulan Ramadhan.
Apalagi, lanjutnya, di bulan ini terasa adanya kemudahan dan
semangat untuk melaksanakan amal-amal kebajikan yang jauh melebihi bulan-bulan
lain. Sebabnya ialah hawa nafsu, yang bermalas-malasan dalam mengerjakan
ibadah, kini dalam keadaan terpenjara oleh lapar dam dahaga. Demikian juga
setan. Karena itulah Nabi mengatakan. “Ada dua kegembiraan (keutamaan) yang didapati
orang yang berpuasa. Pada saat berbuka dan saat menemui Tuhannya,” sebutnya.
Dalam melaksanakan amal saleh itu, tentu saja tidak terbatas
pada amalan-amalan yang bersifat ritual, seperti salat dan zikir. Tapi kita
juga dituntut melakukan ibadah-ibadah yang bersifat muamalah, seperti menolong
fakir miskin dan berbagai kebajikan sosial dan kemasyarakatan lainnya. Bukankah
tugas-tugas kebajikan ini nantinya juga akan sangat menentukan kualitas amal
kita di hadapan Allah SWT kelak, sehingga kita tidak menjadi orang yang merugi.(br)
0 comments:
Posting Komentar