Pariwisata Kota Medan Diminta Berinovatif dan Berkreatif Dalam Menggenjot PAD
Publik Metro | Komisi III DPRD Kota Medan merasa perlu memanggil steakholder dalam mencari tahu sudah sejauh mana kinerja/program dalam pengembangan pariwisata Kota Medan kedepan guna meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah), serta capaian apa saja yang telah terlaksana dalam memoles Kota Medan untuk mendatangkan turis mancanegara dan lokal.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPRD Medan, dipimpin langsung oleh Ketua Komisi III, Muhammad Afri Rizki Lubis SH MIP.
Pentolan Golkar ini yang akrab disapa Rizky mengatakan bahwasannya anggaran 15 miliar di Dinas Pariwisata Medan yang diperuntukkan untuk promosi pariwisata dianggap kurang efektif dan kreatif, juga terkesan kurang inovatif.
"Carilah Ikon Kota Medan yang bisa menarik wisatawan baik domestik maupun luar negeri yang bisa menambah PAD Kota Medan. Berinovatiflah dengan menjaring kaum milenial yang bisa menarik pengunjung sehingga bisa menggenjot PAD Kota Medan, bukan untuk menghabiskan anggaran," pungkasnya, di gedung DPRD Medan, Senin (10/2).
Dalam gelaran sidang RDP itu, berbagai tanggapan anggota dewan yang lainnya ikut memberikan masukan dan saran. Seperti Erwin Siahaan yang mengharapkan agar Dinas Pariwisata memperkuat dan bisa menciptakan khas tersendiri budaya Kota Medan yang menjual sehingga pariwisata bisa mendongkrak PAD dibidang pariwisata.
"Kami komisi III siap mendukung jika memang membutuhkan tambahan anggaran yang signifikan, sebaiknya Dinas Pariwisata Medan bisa menghimpun para penggiat komunitas seni dan budaya lainnya untuk diberdayakan," tandasnya.
Begitu juga dengan Hendri Duin yang menekankan agar PAD bisa bertambah. Masukkan etnis apa saja yang bisa menjadi ikon dan brandnya kota Medan.
"Kami ingin Dinas Pariwisata Kota Medan mengambil masukkan dari berbagai etnis budaya untuk mendapatkan brandnya terendiri. Begitu juga pihak kami akan melakukan sidak ke lapangan soal laporan industri pariwisata yang menyalah yang sudah masuk kepada kami, seperti soal perzinan tempat hiburan apakah ada izinnya atau tidak," pungkas Hendri.
Hal lainnya juga dalam tanggapan dan masukkan dari anggota dewan Edward Hutabarat yang mencontohkan, bahwa Bali ada guide yang resmi dan tidak resmi yang digaji untuk bisa dimanfaatkan. "Di Bali juga memberlakukan travel agent, wisatawan luar negeri lebih suka budaya natural" jelas Edward.
Sementara Kadis Pariwisata Kota Medan Agus Suriono memaparkan bahwa Dinas Pariwisata telah menganggarkan 30 miliar untuk mendongkrak sektor kegiatan pariwisata, sedangkan realisasi 2019 sebesar 72,4 persen.
"Kami sudah berupaya seoptimal mungkin untuk menarik minat dan pengunjung pariwisata di Medan baik wisatawan internadional maupun domestik (lokal) seperti dengan menampilkan even Wonderfull Indonesia yaitu Gelar Melayu Serumpun (Gemes) yang sudah menjadi kalender nasional" ungkap Agus.
Selain itu kata Agus pihaknya juga menampilkan komunitas kreatif, ada pelaku ekonomi kreatif, ada program dukungan, pelatihan sosialisasi peningkatan Sumber Daya Manusia dengan cara mengakses pinjaman dari bank, cara mengakses ke CSR dan lain lain. (nelly)
0 comments:
Posting Komentar